Available in: English   Bahasa   Go to media page

Tidak Ada Seorang pun yang Dapat Menghancurkan Orang-Orang di Jalan yang Haqq

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani

21 September 2014 Feltham, UK

Shuhbah di Manor House (2)

Allah (swt) mencintai orang yang menyebutkan dua kalimat berikut:

كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان فى الميزان حبيبتان إلى الرحمن سبحان الله و بحمده سبحان الله العظيم

Kalimataan khafiifataan `alaa ’l-lisaan tsaqiilataan fi ’l-miizaan habiibataan li ’r-rahmaan: SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim.

Ada dua kalimat yang sangat mudah diucapkan, tetapi sangat berat di Mizan, sangat dicintai oleh Yang Maha Pemurah, “SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim.” (Bukhari dan Muslim)

Nabi (s) mengatakan kedua kalimat ini, Allah mencintainya. Allah (swt) mencintai orang yang menyebutkan kalimat ini, pria maupun wanita, dan kalimat itu sangat ringan di lidah tetapi sangat berat di Mizan pada Hari Kiamat. SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim, “Mahasuci Allah! Dia adalah Zat yang dapat memuji Diri-Nya untuk Diri-Nya.” Pujian kita bagaikan anak kecil yang memuji ayah atau ibunya, pujian yang sangat kecil menurut ilmu-Nya, tetapi bila Allah memuji Diri-Nya oleh Diri-Nya, tidak ada yang dapat memahami pujian macam apa itu; tidak ada yang dapat memuji-Nya sebagaimana Dia memuji Diri-Nya Sendiri oleh Diri-Nya Sendiri! Hanya Nabi (s) dan para malaikat yang mengetahui dari Allah (swt) bagaimana cara memuji-Nya, tetapi kita manusia hanya diperintahkan untuk mengucapkan, “SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim, “Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah dan segala puji bagi Yang Maha Besar.”

Sebagaimana ketika seorang anak pergi ke sekolah dan kalian bertanya kepadanya, “Siapa namamu?” “Ahmad.” Bagi kita itu adalah dua kalimat, SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim. Ucapkan! SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim. Mahasuci bagi Yang Maha Besar! Itulah yang perlu diucapkan, apa yang diperlukan dari kita. Allah akan memberi pahala bagi kalian, bukan hanya pahala yang biasa, tetapi Allah akan membusanai kalian dari Samudra Pujian, dari kecintaan kepada Allah, dan cinta kepada Sayyidina Muhammad (s) dan pujian dari awliyaullah di Jalan yang Benar. Allah akan membusanai kalian dari Langit, meskipun kalian hanya mengucapkannya di lidah kalian, tetapi kalian akan menerima dari Langit! Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk mengucapkan, “SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim,” dan kalian bisa menambahkannya dengan ‘astaghfirullah’ di akhirnya. Semoga Allah mengampuni kita.

Saya tidak ingin memberikan shuhba, saya sudah memberikannya, tetapi saya ingin mengucapkan, subhaanAllah! Apakah subhaanAllah itu? “Allah Yang Maha Tinggi, Maha Besar, Mahasuci bagi-Nya”, tetapi ada makna tersembunyi yang muncul ketika kalian mengucapkan, ‘SubhaanAllah’, sesuatu yang tidak terduga. Ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi, kalian mengucapkan, ‘SubhaanAllah,’ dan ketika ada sesuatu yang baik, kalian mengucapkan, ‘SubhaanAllah’ dan jika terjadi sesuatu yang buruk, kalian masih mengucapkan, “SubhaanAllah, bagaimana itu terjadi? Bagaimana mereka tega, orang-orang ini, melakukan apa yang terjadi! Jadi, apa yang kalian ucapkan? SubhaanAllah?” seperti sebuah tanda seru, terkejut bagaimana hal itu bisa terjadi.

Daftar Panjang Pengkhianatan Kaum Kafir terhadap Nabi (s) dan para Sahabat (r)

Sayyidina Imam Husayn (r)

Bagaimana bisa, betapa beraninya mereka membunuh Sayyidina al-Husayn (r)? Ucapkan SubhaanAllah! [SubhaanAllah!] Cucu Nabi (s), putra dari menantu Nabi (s)! Kalian ucapkan, “SubhaanAllah,” bagaimana tentara yang hanya terdiri dari 70 orang sedangkan Yaziid mengirim 10,000 tentara untuk menangkapnya!” Beliau hanya bersama 70 orang, beliau tidak perlu ditangkap. Mereka membunuhnya dan memutilasinya! Jadi itu adalah peristiwa yang menyedihkan di dalam sejarah Muslim. Mereka tidak membunuhnya dengan cara yang baik. Mereka ingin membunuhnya, beliau tahu. Beliau adalah cucu Nabi (s), beliau mengetahui semuanya, beliau tahu bahwa beliau akan menemui takdirnya dari Madinah ke Karbala. Beliau tahu ketika orang-orang berkata, “Jangan percaya kepada mereka, jangan pergi, itu adalah sebuah jebakan,” tetapi beliau berkata, “Tidak, aku telah berjanji kepada orang-orang Baghdad bahwa aku akan datang, jadi aku akab pergi ke Irak,” karena beliau tahu bahwa takdirnya adalah menjadi syahiid. Dan mereka tidak hanya membunuhnya, tetapi mereka memutilasinya.

Sayyidina `Ali Reza (r)

Dan bukan hanya beliau, tetapi juga seluruh keluarganya, yang paling kecil, putra al-Husayn yang masih bayi, `Ali Asghar, dan mereka membiarkan saudara dari `Ali Asghar, yaitu Zayn al-`Abidiin. Itu adalah sebuah contoh bahwa untuk Sayyidina al-Husayn (r) mereka tidak peduli; apakah kemudian mereka akan peduli dengan orang lain? Kita kesampingkan kisah tersebut.

Nabi Muhammad (s)

Nabi (s) pergi ke Thaif; beliau menyelamatkan diri dari orang-orang kafir dan tiba di Thaif, di mana mereka mengirimkan anak-anak mereka, mereka bahkan tidak mengirimkan orang dewasa untuk menghina Nabi (s), melempari batu-batu padanya sampai kakinya terluka dan berdarah. Ini adalah Sayyid al-Basyar, Sang Penghulu Manusia, orang yang Allah ciptakan sebagai Rahmatan li ‘l-`Alamiin, Rahmat bagi seluruh manusia. Apa yang beliau katakan?

Allahumma ahdii qawmii fa innahum laa ya`lamuun.

Ya Allah! Berilah hidayah kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui apa-apa.

“Ya Allah! Berilah hidayah kepada kaumku, karena mereka tidak mengetahui aku; mereka tidak mengerti makna `Uluum al-Awwaliin wa ‘l-Akhiriin yang aku bawa. Mereka tidak melihat itu; mereka tidak melihat Nuur yang darinya Allah menciptakan aku, dan mereka berada dalam kegelapan, kebenaran terhijab dari mata mereka.”

Sayyidina Bilal (r)

Apa yang terjadi dengan Sayyidina Bilal (r)? Mereka menumpuk batu-batu besar pada tubuhnya agar beliau menyatakan kekufurannya, untuk menyangkal Allah (swt) dan Nabi-Nya (s)! Tetapi tidak, beliau berkata, “Jika kalian ingin membunuhku, maka lakukanlah, aku siap.” Mereka meletakkan batu yang berat di perutnya, tetapi beliau tetap tidak berubah. Apa yang Haqq tetap Haqq!

وَقُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Wa qul: ja'a al-haqq wa zahaq al-baatil inna 'l-baatila kaana zahuuqa.

Katakanlah (wahai Muhammad), “Yang Haqq telah datang dan kebatilan telah lenyap.” (Surat al-'Israa, 17:81)

Sayyidina `Umar (r)

Apa yang mereka lakukan terhadap Sayyidina `Umar (r)? Mereka membunuhnya di rumahnya!

Sayyidina `Utsman (r)

Apa yang mereka lakukan terhadap Sayyidina `Utsman (r), khalifah ketiga? Mereka membunuhnya di rumahnya ketika beliau sedang membaca kitab suci al-Qur'an! Dan merupakan suatu keistimewaan bagi saya ketika mereka membuka gelas penutup dan saya dapat mencium darah pada halaman kitab suci al-Qur’an yang disimpan di Tashkent.

Sayyidina `Ali (r)

Apa yang terjadi pada Sayyidina `Ali (r)? Mereka membunuhnya di masjid!

Sayyidina al-Hasan (r)

Dan Sayyidina al-Hasan (r), apa yang terjadi padanya? Mereka membunuhnya.

Sayyidina al-Husayn (r)

Apa yang terjadi pada Sayyidina al-Husayn (r)? Mereka juga membunuhnya!

SubhaanAllah, bagaimana hal ini terjadi? Kalian tidak dapat membayangkannya, karena sebagai seorang Muslim kalian tidak diperbolehkan untuk membunuh, bahkan seekor semut, bila ia tidak menyakiti kalian. Jika ia menyakiti, itu soal lain lagi. Jadi apa yang terjadi pada pikiran orang-orang? Berapa banyak Sahabat (r) yang terbunuh tanpa alasan selain karena mereka adalah Sahabat Nabi (s), karena mereka membawa Kebenaran? Siapapun yang membawa Kebenaran, Setan akan mendorong beberapa orang untuk membunuhnya, tetapi mereka yang bersama Setan akan selamat, karena ia bersama mereka dan tidak ada yang akan menyentuhnya!

Orang-Orang di Jalan yang Benar Memerlukan Pemimpin yang Berani

Orang-orang di jalan yang Haqq memerlukan singa-singa, seseorang seperti Sayyidina `Umar (r) dan Sayyidina `Ali (r) untuk menghentikan mereka [para pengikut Setan]. Apa yang dikatakan oleh Sayyidina `Umar (r)?

Beliau bertanya kepada Nabi (s), “Yaa Rasuulallah! Apakah kita berada pada sisi yang Haqq atau Batil?”

Nabi (s) berkata, “Kita berada pada yang Haqq.”

Sayyidina `Umar (r) berkata, “Lalu mengapa kita bersembunyi? Kita akan bangkit dan mengumandangkan adzan dari atap!”

Kemudian beliau pergi ke atap rumah dan mengumandangkan adzaan.[1] Orang-orang mengirimkan anak-anak mereka untuk melemparkan batu-batu padanya dan Sayyidina `Umar (r) menatap mereka dan berkata kepada anak-anak itu, “Aku akan datang dan memenggal leher orang tua kalian!”

Apa yang terjadi? Mereka menjadi takut terhadap Sayyidina `Umar (r), dan melarikan diri! Jika kalian tidak datang dengan kekuatan terhadap orang-orang semacam itu, karena Setan bersama mereka, mereka akan menentang kalian. Itu adalah bisnis bagi mereka, Setan mempekerjakan mereka.

Setan berkata, “Aku akan menyesatkan mereka semua, yaa Rabbii! Berikan aku kekuatan.”

Allah berfirman, “Baiklah, orang-orang yang pergi bersamamu, biarkan mereka pergi bersamamu dan sisanya akan Kubawa ke Surga.”

Apa yang harus kita katakan? “SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim,” dan kita mendapat hidayah! Dengan ini kita menyelamatkan diri kita, tetapi orang-orang yang jahat masih berusaha untuk mendapatkan kekuatan untuk mengalahkan kita.

Apa yang terjadi dengan Sayyidina Bayazid al-Bisthami (q)? Mereka memukulinya dengan batu-batuan hingga beliau jatuh pingsan dan mereka pikir beliau telah mati dan kemudian meninggalkannya. Apa yang terjadi dengan Syaykh al-Akbar, Sayyidina Muhiyyidin ibn `Arabi (q)? Mereka menggantungnya dan menguburkannya. Apa yang terjadi dengan begitu banyak wali lainnya? Mereka menahannya atau membunuhnya. Apa yang terjadi dengan Sayyidina Ahmad al-Faruqi as-Sirhindi (q), orang yang menyebarkan tarekat di Sub Benua India: termasuk Bangladesh, Pakistan dan India? Mereka memenjarakannya! Apa yang harus kita katakan? “SubhaanAllah wa bihamdihi subhaanAllahi ’l-`Azhiim,” dan semua awliyaullah ini mengatakan, “Ya Allah! Berilah mereka hidayah karena mereka tidak meengetahui kebenaran, mereka tidak tahu cinta Nabi (s) ketika beliau bersama mereka.” Mereka bahkan melukai kaki Nabi (s)! Tetapi beliau mengatakan, Allahumma ahdiihim, “Ya Allah! Berilah mereka hidayah, karena mereka tidak mengetahui di mana kebenaran.”

Hanya yang Buta yang Tidak Dapat melihat Kebenaran

Kebenaran itu sangat nyata, bagikan matahari dan bulan, dapatkah mereka melihatnya? Kemudian (Allah berfirman):

وَمَن كَانَ فِي هَـذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلاً

Wa man kaana fii hadzihi `aamaa fa huwa fi ’l-akhirati `amaa wa adhallu sabiila.

Tetapi mereka yang buta (kalbunya) di dunia ini, niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta (lagi) dan lebih tersesat dari jalan yang benar. (Surat al-Isra, 17:72)

Mereka tidak mau menerima kebenaran karena mereka menjadi ahzaab, partai-partai, klan! Seperti sekarang, mereka mempunyai media sosial ‘teman’ yang mereka gunakan untuk menyebarkan kesesatan mereka dan mendiskreditkan kebenaran. Mereka tidak ingin kebenaran muncul, meskipun mereka tahu ada kebenaran di sana. Mereka melakukan segala upaya, mereka membentuk tim untuk mendiskreditkan seseorang, satu orang di antara kalian. Apa yang telah dilakukan orang itu terhadap kita semua? Beliau berkhidmah pada Mawlana Syekh Nazim (q) selama 60 tahun dan tidak ada orang lain yang mencapai waktu selama itu dalam berkhidmah kepada Syekh, 60 tahun! Mereka bekerja sama membentuk tim untuk menjatuhkan orang itu dan menggunakan media sosial yang dapat mencapai ribuan dan ribuan orang. Tetapi Allah (swt) mendukung orang itu, jadi apapun yang mereka coba lakukan tidak akan menghasilkan buah, karena:

قُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Katakan (Wahai Muhammad), “Haqq (Kebenaran) telah datang dan batil telah lenyap.” (Surat al-'Israa, 17:81)

Kebenaran telah datang tetapi mereka buta, mereka menutupi matanya, berpikir bahwa tidak ada yang tahu di mana Kebenaran itu dan bahwa kebatilan akan lenyap, akan hilang, insya Allah. Tetapi mengapa? Saya terkejut, untuk apa semua fitnah ini, untuk apa? [Untuk dunia!] Tidak, dunia itu mudah, itu adalah untuk kursi. Biarkan mereka mengambilnya; menjual kursi kepada setiap orang, itu lebih baik!

Pesan Kami untuk Kalian

Di dalam setiap tarekat, terdapat masalah ini, karena Setan mengejarnya. Juga, coba kita kesampingkan dulu awliyaullah, kesampingkan dulu para pengikut tarekat, ambil contoh dari orang-orang Syari`ah. Setan juga mengejar para ulama dan berusaha mencerai-beraikan mereka, membuat masing-masing berbicara buruk tentang yang lain. Bahkan dalam keempat Mazhab, murid-murid Imam Abu Hanifa menyangkal murid-murid Imam Malik dan sebaliknya, bahkan murid-murid Imam asy-Syafi`i dan Imam Ahmad bin Hanbal tidak sependapat satu sama lain dan terjadi perang di antara mereka! Murid-murid salah satu mazhab tidak menerima murid dari mazhab lain, karena Setan berada di belakang mereka. Jadi pesan apa yang ingin kami sampaikan kepada mereka?

Jika kalian bergabung, kalian semua adalah kepala fitnah, dengan segala upaya kalian dan semua kekuatan kalian dan dengan semua yang kalian miliki, dengan segala syayathiin di sekitar kalian, dan Iblis mendukung kalian, kalian tetap tidak akan bisa menghancurkan orang-orang yang berada di jalan yang Haqq, karena Allah (swt) dan Nabi-Nya (s) mendukung mereka!

Kalian lakukan apa yang kalian inginkan dan dengan cinta Allah (swt) dan Nabi-Nya (s), kami melakukan apa yang menurut kami layak dilakukan. Kalian bergabung dengan siapapun yang kalian inginkan dan syekh manapun yang kalian suka, itu bukan urusan kami. Yang menjadi perhatian kami adalah bahwa mereka, umat, menerima apa yang kami katakan dan Allah (swt) memberi pilihan: pilihlah mana yang kau sukai, tetapi suatu hari nanti kalian akan ditanya apa yang telah kalian lakukan untuk tarekat dan untuk Islam, dan apa yang telah kami lakukan untuk tarekat dan untuk Islam.

Sayyidina Muhammad (s) membelasa saya, sebagaimana yang saya katakan kemarin. Kami hanya mengatakan, Allahumma ahdii qawmii fa innahum laa ya`lamuun, “Ya Allah! Berilah mereka hidayah, karena mereka tidak tahu.” Jadi, jika kalian bergabung bersama, kalian tidak akan maju satu inci atau satu sentimeter karena kalian tidak berada di jalan yang Haqq! Allah tahu pesan seperti apa yang kalian kirimkan di media sosial: setiap kata fitnah yang kalian sebarkan di media sosial akan muncul pada Hari Kiamat untuk bersaksi menentang kalian! Kemarin kalian mengirim hingga berhalaman-halaman. Berapa lama kalian perlu menyusun semua halaman itu? Bukankah lebih baik duduk di sudut dan membaca kitab suci al-Qur'an? Paling tidak kalian perlu waktu dua hari untuk menyusun semuanya. Bukankah lebih baik untuk membaca kitab suci al-Qur’an di pojok rumah kalian? Bukankah lebih baik untuk membaca Dala`il al-Khayrat? Bukankah lebih baik untuk melakukan zikrullah dan mengerjakan awraad?

Apa yang terjadi pada kalian, wahai Muslim? Apakah kalian telah kehilangan pikiran kalian? Kalian akan bertanggung jawab atau waktu kalian dan kalian akan ditanya. Kalian menghabiskan waktu kalian untuk menyebarkan fitnah. Kami senang kalian menyebarkan fitnah menentang kami, karena itu artinya kalian menanggung dosa-dosa kami. Kami memerlukannya! Semua dosa kami akan dilimpahkan kepada kalian dan kami akan mengambil hasanaat kalian, jika kalian memilikinya. Kami mencintai kalian, jadi kembalilah pada pikiran sehat kalian karena kami tidak ingin bercerai-berai, kita adalah satu, tetapi jika kalian ingin melakukan hal itu, kalian bebas melakukannya. Beberapa tarekat yang saya ketahui, mereka menjadi bukan hanya lima atau sepuluh cabang, tetapi ratusan cabang!

Nabi Muhammad (s) Menunjuk Kami

Kami telah dianugerahkan hal itu dari Nabi (s), dan itu bukanlah kata-kata saya, itu adalah kata-kata Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil (q) dan kata-kata Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (q), yaitu bahwa saya dan saudara saya, Syekh Adnan telah ditunjuk oleh Grandsyekh dan Mawlana Syekh Nazim, atas perintah Nabi (s)! Terlepas dari apa yang ingin kalian lakukan, kami tetap mempunyai dukungan dari Nabi (s), jadi kalian harus berhati-hati terhadap apa yang kalian katakan karena kami tidak bisa menjamin akhir kalian akan menjadi akhir yang baik. Jangan menentang awliyaullah!

Kemarin, Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil, semoga Allah memberkati ruhnya, memperkenalkan semua orang kepada Sayyidina `Ali (r), kepada Syah-i-Mardaan! Ketika beliau menyebutkan Syah-i-Mardaan selama dua tahun, beliau mengatakannya seperti ‘Syaaaah-iiiiii-Mardaaaan’, seperti singa yang mengaum, seperti gelombang samudra memecah pantai!

Syah-i-Mardaan segera datang, untuk menegakkan bendera Sayyidina Muhammad (s), memanggil orang menuju kebahagiaan dan harmoni, damai dan cinta. Itulah sebabnya kita telah diperintahkan untuk memberikan bay’at pada hari ini kepada Syah-i-Mardaan, karena beliaulah dan tidak ada yang lain, yang membawa rahasia dari bay’at ini, karena beliau akan menyerahkan rahasia itu kepada Sayyidina al-Mahdi (a)! Jadi, apapun yang ingin kalian katakan, Haqq akan datang, jika tidak sekarang, besok, jika tidak besok, maka keesokan harinya.

Kami katakan bahwa Sayyidina Musa (a) telah dilukai oleh Fir`awn selama bertahun-tahun dan beliau berdoa kepada Allah (swt), “Ya Allah! Hancurkan dia! Kapan Engkau akan menghancurkannya? Dia telah menyebarkan informasi yang buruk dan tidak adil mengenai diriku dan dia telah menghinaku dan Bani Israil, dan dia mencoba membunuhku. Kapan Engkau akan menyingkirkannya yaa Rabbii? ” Dan Allah menjawabnya, “Yaa Muusa, alaysa as-subhi bi qariib, bukankah Subuh telah dekat, hanya sepuluh jam lagi?”

Jadi, itu memerlukan waktu 40 tahun, tetapi Fir`awn tidak dapat melarikan diri, ia dihancurkan 40 tahun kemudian. Kalian tidak dapat melarikan diri! Suatu hari akan tiba dan kalian akan bertanggung jawab atas semua api yang kalian letakkan di bawah fitnah, bersatu bersama, dan untuk alasan apa, untuk posisi, atau untuk dekat dengan seseorang yang kalian cintai? Kalian tidak perlu mempermalukan yang lain. Ambillah apapun yang kalian inginkan darinya. Biarkan beliau memberi kalian perhiasan dunia dan akhirat. Itu tidak masalah bagi kami karena kami telah mengambilnya melalui 60 tahun khidmah kami kepada Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (q) dan Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil (q)! Kami telah mengambilnya dan sekarang semuanya ditambahkan dengan bay’at dengan Syah-i-Mardaan!

Jadi rahasianya telah jelas sekarang mengapa Mawlana Syekh Nazim (q) memanggil Syah-i-Mardaan. Jadi apakah sekarang kalian tahu di mana kalian berdiri, apakah kalian mengetahui perbedaannya? Kami tahu rahasia Syah-i-Mardaan, tetapi kalian tidak mengetahuinya; kami tahu, tetapi kalian tidak mengetahui mengapa Mawlana Syekh memanggil ‘Syah-i-Mardaan’ selama dua tahun. Apakah kalian menanyakan hal itu? Putri tertua Mawlana Syekh Nazim (q) selalu bertanya pada saya, “Mengapa Mawlana memanggil Syah-i-Mardaan dan mengatakan padanya, ‘Datanglah, datanglah!’” Saya katakan, “Tinggalkan hal itu, karena sekarang belum saatnya.”

Kemarin adalah waktu untuk mengungkapkannya! Semoga Allah (swt) menjaga kita senantiasa berada di bawah Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (q) dan di bawah Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil (q) dan di bawah Syah-i-Mardaan (r) dan Sayyidina al-Mahdi (a)! Semoga Allah mengampuni kita dan memberkati kita.

Saya akan pergi ke tempat penandatanganan buku dan semua orang dipersilakan datang dan buku baru Dr. Gibril Haddad mengenai pemalsuan hadits adalah sangat penting. Semoga Allah memaafkan kita.

http://www.sufilive.com/No_One_Can_Destroy_the_People_on_Haqq_-5660.html

© Hak Cipta 2014 oleh Sufilive. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Transkrip ini dilindungi oleh Hukum Hak Cipta Internasional. Dimohon untuk menyebutkan Sufilive ketika membaginya. JazakAllahu khayr.

________________

[1] Di Mekah, saat Muslim periode awal, mereka harus menyembunyikan identitas Muslim mereka karena beresiko kehilangan nyawanya.

UA-984942-2